Geger! Munculnya Mata Air Asin di Sumedang

Mata air di salah satu desa di Sumedang memiliki rasa yang asin (Foto: Nur Azis/detikJabar).



SUARA PURWAKARTA, SUMEDANG - Sebuah mata air di lahan pesawahan salah seorang warga di Blok Ciseupan, Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang memiliki keistimewaan. Pasalnya mata air tersebut mempunyai rasa asin yang pekat padahal jauh dari pantai atau laut.

Berdasarkan penuturan warga mata air dengan rasa asin di kawasan desa tersebut bukan hanya satu. Tapi ada beberapa sumber mata air yang memiliki rasa asin lainnya.

"Di sini itu ada beberapa lahan sawah warga yang tidak bisa ditanami padi karena di lahan itu mengeluarkan air yang rasanya asin," ungkap Ruminah (63), salah seorang petani kepada detikJabar belum lama ini.

"Lihat ke petak sawah itu, setengahnya tidak ditumbuhi padi, itu karena tanah di sana mengeluarkan air yang rasanya asin," ujarnya.

Ia sendiri tidak mengetahui sebab atau asal muasal kenapa di sekitar area pesawahannya bisa terdapat sumber mata air dengan kandungan rasanya yang asin.

"Kalau ditanya sebabnya saya sendiri tidak tahu, tapi memang di sini itu banyak sumber mata air asin," ucapnya.

Hal yang sama diutarakan petani lainnya, yaitu Musohanah (54).

"Kalau dihitung, di sini itu kayanya tidak bakal ke hitung ada berapa sumber mata air yang mengeluarkan air asin, tapi kalau sumbernya memang di sana (mata air milik salah seorang petani bernama Uka)," paparnya.

Sekadar diketahui, sumber mata air yang paling dikenal di area tersebut memang milik warga bernama Uka (68). Di sana dibuatkan kolam kecil sebagaimana sumber mata air pada umumnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ciuyah Suharja menjelaskan, lokasi mata air itu secara administratif kini termasuk ke dalam wilayah Desa Cisarua pasca adanya pemekaran wilayah desa pada 1982. Padahal sebelumnya lokasi mata air tersebut menjadi bagian dari wilayah Desa Ciuyah.

"Jadi sekarang mah lokasi sekitar mata air itu jadi wilayah perbatasan, lokasi itu dibatasi oleh sebuah selokan atau sungai kecil yang ada di sana," paparnya.

Suharja melanjutkan, sementara terkait kenapa sumber mata air itu memiliki kandungan air yang rasanya asin, hingga kini pun belum terpecahkan.

Bahkan, kata dia, sebelumnya pernah datang dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membawa sampel air dari sumber mata air itu, namun hingga kini belum ada kabar lanjutannya.

"Dulu pernah datang ke sini dari ITB dan mengambil sampel air itu tapi hingga kini belum tahu hasilnya seperti apa," terangnya.

Menurutnya, rasa asin yang terkandung di dalam sumber mata air diduga lantaran keberadaan Gunung Tampomas yang jaraknya tidak begitu jauh.

"Kayanya mungkin karena keberadaan Gunung Tampomas, sebab gunung itu kan biasanya ada yang mengeluarkan air belerang panas, nah kalau ke sini mungkin sisa-sisanya yang menghasilkan air asin," paparnya.

Ia pun menceritakan suatu momen kaitannya dengan keberadaan sumber mata air asin yang konon tidak pernah surut meskipun saat memasuki musim kemarau.

"Dulu mah kalau musim kemarau, katanya ada sebuah tradisi biar ternak-ternak warga kenyang, maka pakan untuk kebutuhan ternaknya dikasih cipratan-cipratan dari air asin itu," ucapnya.

Ia menambahkan, terlepas dari itu, rasa asin yang terkandung dari sumber mata air tersebut hingga kini masih menjadi misteri.

"Jadi sepertinya, lokasi mata air itu mah kayanya merupakan situs sejarah Sumedang yang belum ke buka," ujarnya.


Baca artikel detikjabar, "Misteri Mata Air Asin yang Muncul di Desa Sumedang" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/wisata/d-6513474/misteri-mata-air-asin-yang-muncul-di-desa-sumedang.

Lebih baru Lebih lama

Before Post

Footer Ads